01/
~Maharku Tak Cukup~
Bala menjamah tak sempatku tolak
Namun ku cermati durga ini
Jejak kakiku terkunci gulita
Padahalku tak lahap ataupun rakus
Mengapa ?
Penyumbat celah papanku kuat
tak goyah dan enyah!
suara nurani ini
Cahaya sudah ku peluk erat
Nestafa sudah ku kunci hebat
Hatipun terlapisi dingding nikmat
Namun
Dunia ini kejam
Tak seindah wicaksana pancang hati
Ku gagap menghadapi renta
Dan sayang
Maharku tak cukup.
Karya: REY SENIMAN LANGIT
02/
~MAHATMAKU SIRNA~
Adakah jarik mencerminkan lembar halaman
Sedangkan aku !
Bersujud tanpa permintaan
Hanya menghadap keridhoanMu Sang Maha Indah
Wahai sang penuntun satu tharik
Tiada yang berliku distiap cekungan dunia
Tiada yang berwujud hitam disaat persimpangan persandingan terang
Aku mengetahui dengan sadar disetiap palung-palungNya.
Ku hindari dunia menjauh
Ku dekati dunia mendekat
Mengapa keadaan ini berbalik
Dera mencabik keadaan jasadku.
Aku maglub ya robby
Mahatmaku sirna,
Hanya kain usang yang terpakai
Labirin bicara semesra cahaya
karya: REY SENIMAN LANGIT
03/
~Ranting Yang Patah~
Satu elusan lembut
Tak bisa meredakan suara perut yang bergemuruh
Akankah aku sanggup !
Jika aku lapar berharap rajatela tak menghukumku.
Aku tak sanggup dalam lidahnya
Karena aku lelaki biasa
Tanpa pedang dipunggungku
Akankah dia tega.?
Mengapa madu tak semanis hakikatnya.
Mengapa madu tak semanis tharikatnya.
Wahai pujanggi
Mahfulku...
Tiada yang lebih dipribadiku
Aku hanya punya hati
Kuinginkan kencana satu bahu yang kokoh.
Tak sempit bagai fikir yang picik
Sudahlah
Fitrah bumbu diatas tanah
Memang sesah terpancang hakikat
Kadang pincang !
Kadang plinplan!
Anggaplah perintis tirai
Ku kulum seokmu,
Demi ranting yang terpatah.
~REY SENIMAN LANGIT~
0 comments:
Post a Comment