di titian waktu
dekapan awan membalutku
gemuruh riuh tersanding pelangi
berpilu dalam enyuh,membakar jiwa
emmm,,,
...pedang tulus menyayatku
ku nikmati tarian pena dalam sapa
memekak dekap jumbaian cinta
gelora membara di padu cinta yg menggetar..
meretas pada bayang tercoret pada sketsa wajah samar..
rindu akan santun sapa
rindu akan gempita hasta
kerlip pancaran sinar surya
...membelai pada rona wajah sang mutiara...
dan kilau itu terbias wangi diantara sekar pada putri
cinta yg menggetarkanterhunus panah dalam hatinya
santun sapa yg kau haturkan
pancaran sinar gelora intan
Ku tangkap kerlip duhai sang ranu
...mutiara kisah gumbolo akhirnya
sekar bunga ditandang hatimu
membuat megah pasutri hati
menyekat pada imajiku
biarlah ku terjemahkan pada tatapa sorot yg indah
agar gempita hati nian berpendar
langit menyerupa indah kala senyum yg terpincing
pada lentera yg bernuanikan alam....
Dan ketika ku gagap
sebuah ranum terkulum senyum
tetap mengintip di balik rumahnya
sorotmu yg tak meredup
membuat contoh prilaku dunia
...lentera hati ranu yg bingah
nuasakan surga dalam aksara
Jika ku langit
tak kan mau aku kehilanganmu
dan jika aku bumi
tak kan mau kehilangan tawamu
Demi masa
dimana pendar hakikat gempita
berbinar tiada dua
bagai ranum Gumbolo sakti
sebuah ranum terkulum senyum
tetap mengintip di balik rumahnya
sorotmu yg tak meredup
membuat contoh prilaku dunia
...lentera hati ranu yg bingah
nuasakan surga dalam aksara
Jika ku langit
tak kan mau aku kehilanganmu
dan jika aku bumi
tak kan mau kehilangan tawamu
Demi masa
dimana pendar hakikat gempita
berbinar tiada dua
bagai ranum Gumbolo sakti
merindung bulu kala di penghujung maut..
pernah kau jamu aku dengan megahnya
disana ku tersipu malu,tiada hentinya
rindangan daun sejuk ku sambut engkau
...puncak meracik kau sajikan indahnya
akupun takut ketinggian
namun,,,
engkau bagai perisai tembok cina
tak mudah di terjang badai
tak mudah jua diterjang toupan
akupun kini,mencontoh dirimu kawan
kala penghujung di ujung kabut
mungkin hanya maut yg memisahkan kita
makin terhunus aku pada pedang sajakmu
kala kobaran semangat kian mengitar..
aku hanya bsa tergugu pada santun katamu..
...begitu indah selaksa daun ori yg di terpa bayu..
dan suaranya begitu mendayu..
pedang sajakku tumpul kawan
ter-asah oleh sapamu nan begitu harum
megah kurasa...ikhlas berkibar
...gitar temani dawai di gemricik tungku
santun yg kau lantunkan
bak delima yg manis rumawan
dayu mu yg kokoh hebat
terbentang tulus tiada batas
terpaku aku di pucuk tangkai
dalam lirikmu yg pancing bahana
Duhai sobat,,,permata bijak
andai ku pinta pada sesuatu yg tak dapat ku tukar
sesungguhnya...anugrahku dalam rangkulmu
bagiku...sulaman jaitan malaikat yg singgah menyapa
tentunya...suling bambu yang kau punya
mampu getarkan jiwa di sanubaru...
hingga kita...berkibar sepanjang masa
dalam pelukan sahabt sejati
salam sdalam nalar yg terlantun
...pada pijar yg berlenterakan sang nurani..
tergurat pada bedang yg berpena darah
waktu bersama kita
tiada harus paksakan kehendak
tiap nalar yg kau lantunkan
...merasuki di relung hati
Ingatkan ku pada pelabuhan
dimana layar senang terdampar
di pesisir itu bersamamu
untaikan satu lagu sepanjang pasir yg menggulung
pda pijar ku berdiri tegak
atas namamu duhai sahabat
sang Ranu Gumbolo sakti
agar berkibar sepanjang masa
tak lekang oleh waktuku
ku lantunkan semngat bathin
demi tinta cahaya pena
yang kau gurat seharum kasturi
Kolaborasi Nurani Alam Vs Ranu Gumbolo
0 comments:
Post a Comment